Kamis, 02 April 2015

5 CM, Ama dan Aku


Yaa, film 5 CM, siapa yang tidak tau dengan film yang cukup fenomenal yang bercerita tentang perjalanan 5 sekawan menakhlukkan gunung semeru. Film yang diangkat dari kisah nyata ini memberi inspirasi kepada para penonton. Terbukti sejak film ini laris di pasaran, gunung-gunung pun juga laris dikunjungi para tamu yang ingin merasakan dan menikmati indahnya pemandangan yang disediakan dan suasana dingin serta yang tidak bisa dilewatkan, perjalanan pendakian bersama para sahabat tercinta, cielah.. :) 

Yaa, film inilah yang menjadi salah satu alasanku untuk melakukan pendakian ke puncak gunung. Tapi bukan itu yang menjadi motivasi terbesarku untuk mendaki, melainkan pengalaman Ama (panggilan Mama). Ama pernah melakukan pendakian ke Gunung Marapi yang berada di Sumatera Barat dengan memulai pendakian dari daerah Koto Baru. Ama melakukan pendakian ketika masih menginjak bangku SMP. Gimana gak iri kalo begini ceritanya.

Jadi tercapailah keinginanku untuk mendaki pada tahun kemaren tepatnya bulan September 2014. Pendakian ini aku lewati dengan 3 orang teman. Meskipun tidak mudah untuk minta izin sih. Yaa, minta izin adalah hal yang sakral yaitu izin orang tua. Untuk mendapat izin mendaki gunung tidaklah mudah. Karena harus minta izin dulu sana-sini.
Gak juga sih, hehehe. Tapi minta izin pada orangtua adalah suatu hal yang harus menjadi kewajiban. Izin tambahan lainnya yang sebenernya gak terlalu penting adalah bagi yang punya pacar, ya minta izin dulu sama pacar, karna gak bakal ketemu selama beberapa hari. Beda cerita sama yang long distance relationship alias LDR, pergi gak pergi sama aja, gak ketemu juga, hehe, peace. Setidaknya itulah masalah perizinan yang harus dilalui sebelum melakukan pendakian. Berhubung dengan ceritaku, hanya perlu minta izin sama ortu. Karena Ama pernah mendaki gunung, jadi gak ada alasan yang membuat Ama melarang aku untuk melakukan pendakian. Meskipun begitu, untuk mendaki harus liat kondisi cuaca juga, jangan paksakan jika cuaca tidak bersahabat, ini tips.

Masalah perizinan adalh suatu hal yang sacral apalagi izin dari orang tua. Selain izin, kondisi tubuh dan perlengkapan untuk mendaki harus lengkap. Masalah perlengkapan yang lebih pasti bisa ditanyakan pada orang yang lebih ahli, masalahnya saya masih awan tentang perlengkapan pendakian. Yang saya tau sih, kerel, sleeping bag, nesting, tenda, matras. So, biar lebih pasti tanya sama yang ahli yaa… Btw ini berbagi satu foto pas pendakian ke Marapi, let’s check it out!
Cantikkan… maksudnya puncak merpatinya!!!

Nah, perjalanan kedua, yaitu perjalanan pendakian ke puncak Gunung Talang yang berada di kawasan Solok pada 20-22 Maret tahun ini. Pendakian ke Talang ini terbilang istimewa karena perjalanan kali ini aku lalui dengan teman-teman dari manajemen angkatanku :) . Perjalanan kali ini dipenuhi dengan canda tawa, saling bantu membantu dan saling menyemangati antar teman. Meskipun ada beberapa kali dari teman-teman yang mengeluh untuk menyerah, tapi semangat dan dorongan (emang didorong beneran) dari teman-teman yang lain yang tetap mengantar kami ke puncak Talang. Berada di dekat api unggun, bernyanyi bersama, memasak bersama, dan makan bersama, ahh, kenangan yang sangat manis dan takkan terlupakan. Ini cuplikan foto kami bersama
Dan perjalanan ke Talang lumayan gokil, karena dalam perjalanan turun dari Talang kami dilepas dengan hujan. Otomatis tanah yang lebih didominasi tanah liat menjadi sangat licin. Dan karna jalan yang licin dan genangan lumpur ini yang banyak membuat cerita. Mulai dari yang hampir jatuh sampe yang jatuh kepeleset, jatuh dengan hampir membentuk split sempurna, jatuh dari gelayutan, sampe yang jatuh guling-guling karena licinnya tanah yang diinjak.  Mulai dari pakaian dan sepatu yang masih bewarna sampai celana dan sepatu yang sudah berubah warna menjadi kehitaman. Ini adalah penampakan kami setelah melewati medan Talang yang licin.
Keliatankan, gimana seru dan kotornya kita,,,
Jadi, bagaimana, tertarik melakukan pendakian kembali ??? TENTU!!!

Tidak ada komentar:

Posting Komentar